Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
1,713 views

RENUNGAN PAGI: Yohanes 4:4-26, 39

 

“Dalam kisah hidupnya, Mahatma Gandhi bercerita bagaimana sebagai mahasiswa di Afrika Selatan ia amat menaruh minat pada Alkitab, khususnya Khotbah di Bukit.

Ia jadi yakin, bahwa agama Kristen itu jawaban bagi sistem kasta, yang mengganggu India berabad-abad, dan ia mempertimbangkan sungguh-sungguh untuk menjadi Kristen.

Pada suatu hari ia pergi ke gereja untuk mengikuti Misa dan pelajaran. Ia dihentikan di pintu masuk, dan diberitahu, kalau ia mau ikut Misa, ia bisa berbuat itu di gereja khusus untuk orang hitam.

Ia pergi dan tidak pernah kembali lagi.”

Kisah nyata Mahatma Gandhi, yang dituturkan kembali oleh Anthony de Mello SJ (Doa Sang Katak 1) tersebut, sangat menyentuh sanubari penulis. Sungguh memprihatinkan bila suatu negara “Kristen” dan orang-orang yang menamakan diri “Kristen” masih membangun tembok SARA dan saling membeda-bedakan.

Orang-orang Kristen seharusnya belajar dari Tuhan Yesus yang telah meruntuhkan tembok SARA dan membangun jembatan penghubung di antara sesama.

Yohanes 4:4-26 menceritakan tentang Tuhan Yesus yang meminta minum kepada seorang perempuan Samaria yang sedang menimba air di siang hari yang terik.

Perempuan Samaria itu sangat heran pada saat mendengar  Tuhan Yesus berkata kepadanya, “Berilah Aku minum.”  Respon yang muncul dari mulutnya, “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?”  Respon yang berupa pertanyaan itu adalah suatu ungkapan keheranannya.

Perasaan heran  perempuan Samaria itu cukup beralasan.  Pertama, karena Tuhan Yesus, sebagai seorang Yahudi, mau berbicara dengan dirinya yang adalah seorang Samaria.  Kedua, sebagai seorang lelaki Yahudi Ia mau bersekutu dengan dirinya yang adalah seorang perempuan Samaria. Ketiga, sebagai orang yang beragama Yahudi Ia pun mau minum dari cawan orang Samaria.

Pada saat itu orang-orang Yahudi tidak akan mau bersekutu atau meminjam sesuatu dari orang-orang Samaria, yang mereka anggap sebagai keturunan campuran itu.  Orang-orang Yahudi tidak akan minum satu cangkir atau satu sumur dengan mereka, tidak akan duduk untuk makan bersama dengan mereka, tidak akan berbicara dengan mereka, tidak mempunyai koneksi religius dengan mereka, dan tidak memiliki hubungan perdagangan dengan mereka.

Semua tembok SARA dan gender yang ada dalam masyarakat masa itu tidak menjadi penghalang di hadapan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menerobosnya, bahkan meruntuhkannya.  Itulah yang menyebabkan perempuan Samaria itu menjadi heran.

Keheranan perempuan itu ditanggapi Tuhan Yesus dengan dialog-dialog yang menyejukkan.  Dia tidak memperbesar perbedaan yang ada. Kata-kata-Nya juga tidak bernada menghakimi ataupun merendahkan. Hal itu membuat perempuan Samaria itu merasa nyaman berdialog dengan-Nya.

Setelah tembok pemisah itu runtuh dan jembatan penghubung terbangun, Tuhan Yesus mulai mengajar dan membimbing perempuan itu untuk menyadari keberadaan dirinya.  Akhirnya, perempuan Samaria itu mengakui keadaan dirinya yang berdosa dan mengambil keputusan untuk percaya kepada-Nya. Bahkan lebih dari itu, ia mau bergegas pulang ke kotanya untuk memberitakan tentang Tuhan Yesus.

Keadaan yang sama terjadi di dunia kita pada masa ini.  Suku, agama, ras dan antar golongan serta gender dapat menjadi tembok-tembok pemisah yang tinggi dan tebal. Haruskah tembok-tembok itu dipertahankan?  Sudah tentu tidak!

Marilah kita belajar dari Tuhan Yesus untuk berupaya meruntuhkan tembok-tembok pemisah di antara sesama dan membangun jembatan yang menghubungkan!  Bukan hanya dengan kata, tetapi juga dengan karya nyata.

 

Good morning. God bless you.

Andreas Loanka

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...