[RENUNGAN PAGI] Kejadian 1:26-28; 2:7
Manusia zaman sekarang banyak yang suka “jaim”, yaitu jaga image. Orang-orang jaim selalu berusaha berpenampilan baik dan menarik agar dikagumi atau dipuji orang.
Karena jaim mereka mau berpakaian bermerek, mobil bagus, dan rumah mewah, padahal keuangannya belum tentu mendukung.
Mereka akan sangat malu dan merasa kehilangan harga diri, kalau image orang-orang lain terhadap mereka kurang baik. Mereka selalu menjaga penampilan dan was-was kalau ada orang yang memperhatikan mereka. Hidup jadi tidak nyaman, karena selalu mau jaim.
Sebenarnya nilai diri kita bukan terletak pada image orang lain terhadap kita, melainkan pada “image of God” yang ada di dalam diri kita.
Kita, manusia yang diciptakan Allah, memang berbeda dengan ciptaan lain. Pertama, sebelum menciptakan manusia Allah Tritunggal bermusyawarah (Kej. 1:26). Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya manusia direncanakan dulu di antara Allah Tritunggal. Kedua, ketika menjadikan makhluk-makhluk lain Tuhan Allah hanya berfirman “Jadilah…”, maka semuanya jadi; tetapi ketika menciptakan manusia Allah sendiri turun tangan untuk membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, sehingga manusia itu mejadi makhluk yang hidup (Kej. 2:7). Ketiga, hanya manusia yagn dijadikan menurut gambar Allah serta diberi kuasa untuk memelihara ciptaan Allah lainnya (Kej. 1:27-28). Dalam tradisi Kristen, gambar Allah itu ditafsirkan sebagai ciri-ciri seperti kesucian, kebenaran, kesadaran moral dan kekekalan.
Kita sudah menjadi orang yang berharga karena kita diciptakan Allah menurut gambar-Nya. Kita tidak perlu jaim untuk merasa diri berharga, karena itu justru membuat kita susah dan lelah.
Memang kita perlu jaim, tetapi dalam arti menjaga “image of God” yang ada pada kita. Itu jauh lebih penting. Jaim seperti ini membuat hidup kita semakin indah, berguna, bahagia dan mulia.
Good Morning. Gσd вιзss you.
Andreas Loanka