Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
5,529 views

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13

Imamat 5 dan 7 berbicara tentang lima macam korban yang dipersembahkan diatas mezbah,  yaitu korban penebus salah (Im. 5:14-6:7; 7:1-10), korban bakaran (Im. 6:8-13), korban sajian (Im. 6:14-23), korban penghapus dosa (Im. 6:24-30), dan korban keselamatan/korban syukur (Im. 7:11-21). Di antara kelima macam korban tersebut ada satu macam korban yang apinya harus tetap menyala, yaitu korban bakaran. 

Korban bakaran sebagai tanda pengabdian umat kepada Allah apinya tidak boleh padam.  Korban bakaran harus tetap tinggal di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, dan api harus tetap dipelihara menyala di atasnya (Im. 6:9). Imam harus mengenakan pakaian lenan untuk mengangkat abu korban yang habis dimakan api (Im. 6:10).  Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya (6:12).   Mereka harus menjaga supaya api tetap menyala di atas mezbah dan tidak membiarkannya padam (Im. 6:13). Api itu adalah api suci yang dinyalahkan di mezbah oleh Allah sendiri, dan selanjutnya korban bakaran harus terus-menerus dibakar di atas mezbah sebagai tanda pengabdian Israel kepada Allah.

Korban bakaran sebagai tanda perjumpaan umat dengan Allah apinya harus tetap menyala. Dalam Keluaran 29 dinyatakan bahwa orang Israel harus mengolah dua anak domba berumur satu tahun untuk  korban pagi dan korban petang sebagai korban bakaran yang dipersembahkan di depan Kemah Pertemuan di hadapan Allah (Kel. 29:41-42a), dan Tuhan berfirman: “Sebab di sana Aku akan bertemu dengan kamu, untuk berfirman kepadamu” (Kel. 29:42b).  Dengan mempersembahkan korban bakaran, umat menyatakan kerinduan mengalami perjumpaan dengan Allah dan Ia pun berkenan untuk bertemu dengan umat-Nya.

Korban bakaran memberikan pelajaran bagi kita bahwa api dari Tuhan yang  ada di dalam dan di antara umat tidak boleh dibiarkan padam. Api itu harus tetap dijaga agar dapat tetap menyala.  Sebagaimana korban bakaran adalah tanda pengabdian kepada Allah dan perjumpaan dangan-Nya, orang-orang percaya harus tetap menjaga agar api dari Tuhan tetap menyala melalui perjumpaan dengan-Nya setiap hari dan mengabdi kepada-Nya setiap waktu.

Tuhan Yesus telah mempersembahkan korban, yaitu diri-Nya sendiri, di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia dan menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada-Nya (1Ptr. 2:24; Yoh. 3:16).   Ia telah mempersembahkan korban satu kali untuk selama-lama-Nya (Ibr. 7:27; 9:28), sehingga kita tidak perlu lagi memberikan persembahan binatang sebagai korban seperti yang dilakukan umat Israel pada masa lalu.  Tetapi Ia menghendaki agar kita mempersembahkan diri kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah sebagai ibadah yang sejati (Rm. 12:1) dan senantiasa mencari wajah-Nya (Mzm. 105:4; Yea. 55:6).

Salam dari,
Pdt. Andreas Loanka
GKI Gading Serpong

Image by Holger Schué from Pixabay

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...