RENUNGAN PAGI: Mazmur 126:5-6
Seorang petani yang ingin mendapatkan hasil tuaian yang baik, perlu menabur benih dan memelihara tanamannya. Orang tidak bisa menuai hasil, kalau pada waktu musim menabur tidak ada yang menabur.
Dari masa menabur hingga masa menuai ada suatu proses panjang yang perlu diperhatikan. Ada saatnya tanaman itu belum menampakkan buahnya, tapi dengan itu bukan berarti tanaman itu gagal, melainkan sedang dalam proses pertumbuhan. Perlu adanya kesabaran untuk memupuk dan memeliharanya.
Dalam kehidupan manusia juga demikian. Orang yang belum berhasil bukan berarti dia gagal, melainkan sedang dalam proses menuju keberhasilan. Kecuali kalau dia mandek dan tidak mau menjalani proses untuk maju.
Orang yang semula tidak berprestasi, bisa saja kemudian punya prestasi dan reputasi. Hal seperti itu tidak hanya dialami oleh Gideon. Ada sederetan nama orang-orang terkenal yang sama sekali tidak menonjol pada masa kecil mereka. Beberapa nama di antaranya bisa disebutkan sebagai contoh, yaitu:
Winston Churchil tampak begitu bodoh ketika masih kecil, sehingga ayahnya berpikir bahwa bila dewasa nanti, Winston tidak akan dapat hidup di Inggris.
Charles Darwin berprestasi sangat buruk di sekolah, sehingga ayahnya pernah mengatakan kepadanya bahwa kehadirannya akan memalukan keluarga.
Penulis kenamaan, G.K. Chesterton, tidak dapat membaca hingga ia duduk di bangku kelas tiga. Salah seorang gurunya pernah berkata kepada anak yang berbadan gemuk itu, “Jika saja kami dapat membelah kepalamu, kami mungkin tidak akan menemukan otak di sana, kecuali segumpal lemak putih”.
Thomas Edison, sang penemu listrik, waktu masih sekolah pernah disebut gurunya sebagai anak dungu.
Orang tua si jenius, Albert Einstein, merasa sangat cemas terhadap prestasi Albert yang rendah di sekolah. Ia hanya mendapat nilai baik dalam mata pelajaran matematika, dan nilai pelajaran lainnya sangat buruk. Pernah suatu saat, gurunya meminta Einstein kecil untuk meninggalkan sekolah dengan mengatakan kepadanya, “Einstein, engkau tidak akan pernah menjadi seseorang.”
Kini ketika kita melihat realita yang ada, ternyata betapa kelirunya penghakiman yang dijatuhkan atas orang-orang itu. Lihatlah! Mereka telah mengukir namanya abadi dalam sejarah. Suatu ketika mereka memang belum berhasil! Tetapi saat itu mereka sedang dalam proses. Pada akhirnya mereka berhasil dengan baik.
Hasil dan proses sama-sama penting! Jangan menghina orang yang belum atau tidak berhasil. Baik ia adalah orang lain, anak-anakmu, ataupun dirimu sendiri! Ingatlah, setiap orang yang masih hidup adalah sedang dalam proses. Orang yang pada mulanya gagal, akhirnya dapat berhasil. Mulanya tertinggal, akhirnya bisa menang. Tetapi kebalikannya mungkin pula terjadi, sehingga orang yang saat ini sudah berhasil harus tetap mawas diri.
Ingatlah firman Tuhan: “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” (Mzm 126:5-6)
Good morning. God bless you.
Andreas Loanka