[RENUNGAN PAGI] Yohanes 3:16
Kasih Allah terpancar dari terbitnya matahari hingga terbenam. Bahkan di malam yang gelap pun, cahaya kasih Allah tetap memancar untuk memberi pengharapan pada manusia.
Kasih Allah yang besar dinyatakan melalui penciptaan, penebusan, dan pemeliharaan-Nya.
Kitab Suci menyatakan: ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh. 3:16)
Tuhan Yesus datang ke dalam dunia untuk menyatakan kasih Allah. Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan banyak org (Mat. 20:28).
IA “telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita” (Gal. 1:4).
Kasih Allah kiranya mendorong, memampukan, dan mengajar kita mengasihi.
Kasih Allah pada kita menjadi alasan untuk kita mengasihi orang lain.
Kasih Allah di dalam kita memberi kemampuan pada kita untuk mengasihi orang lain.
Kasih Allah melalui kita menjadi sarana untuk mengasihi orang lain.
Kasih bukan sekedar perasaan.
Kasih merupakan suatu komitmen untuk memberikan diri kepada orang lain. Kepada pasangan, keluarga, dan sesama.
Perasaan bisa berubah-ubah, tetapi komitmen kasih membuat kita tetap mengasihi apapun situasi dan kondisinya.
Marilah kita mengasihi secara konsisten. Selama masih hidup kita harus ”tetap mengasihi”.
Kurikulum tentang kasih bukanlah sesuatu yang dapat dipelajari sekali saja kemudian diabaikan. Kasih harus kita pelajari seumur hidup.
Marilah kita belajar mengasihi dengan mengalami kasih Allah, memiliki kasih Allah, dan mengaplikasikan kasih Allah.
Good Morning. Gσd вιзss you.
Andreas Loanka
