[
RENUNGAN PAGI] Mazmur 100:1-5
Manusia diciptakan untuk kemuliaan Allah (Yes. 43:7), dan manusia diperintahkan untuk memuliakan Dia (Mzm. 22:24; Yes. 42:12). Kita sudah tahu itu, dan kita mau melakukannya. Tetapi bagaimana cara memuliakan Tuhan?
Memuliakan Tuhan artinya menempatkan Tuhan sebagai Tuhan. Dia adalah Tuhan atas alam semesta, dan Dia juga adalah Tuhan atas diri kita. Sudah sepatutnya kita memuliakan Tuhan di dalam hati, pikiran, hidup, tindakan, dan seluruh keberadaan kita.
Daud sadar bahwa Tuhan adalah Tuhan dan dirinya adalah ciptaan-Nya, kepunyaan-Nya, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya (Mzm. 100:3). Ia mengalami dan mengimani bahwa Tuhan itu baik; kasih setia-Nya untuk selama-lamanya dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun (Mzm. 100:5). Itulah yang menggerakkan-Nya beribadah kepada Tuhan dengan sukacita dan datang ke hadapan-Nya dengan sorak sorai (Mzm. 100:2). Ia rindu untuk datang ke rumah Tuhan untuk bersyukur dan memuji nama-Nya (Mzm. 100:4). Ada suatu dorongan yang besar dari dalam hatinya untuk memuliakan Tuhan dan mengajak seluruh bumi untuk memuliakan Dia (Mzm. 100:1-5).
Marilah kita belajar dari Daud yang senantiasa rindu untuk memuliakan Tuhan. Sebagai umat kepunyaan Allah dan domba gembalaan-Nya, hendaklah dari dalam diri kita ada suatu kerinduan untuk senantiasa datang ke hadapan Tuhan dengan beribadah, bersekutu, mendengarkan sabda-Nya, melayani, dan bersaksi bagi-Nya.
Ingatlah firman Tuhan: “Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya” (Mzm. 100:3).
Good morning. God bless you.
Andreas Loanka
