Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
7,010 views

RENUNGAN PAGI: Matius 22:39; 25:34-40 dan Kisah 1:8

Tentu Saudara pernah melihat tulisan: ”UNTUK KALANGAN SENDIRI”. Mungkin juga Saudara pernah mendengar orang mengatakan: ”Dari kita dan untuk kita”. 

Untuk perihal dan alasan tertentu memang hal tersebut diperlukan dan dapat dibenarkan.  Tetapi bagaimana jika itu diterapkan untuk pelayanan Gereja secara umum?  Apakah pelayanan Gereja hanya bersifat ”untuk kalangan sendiri” dan ”dari kita untuk kita”?  Sudah tentu tidak!

Pelayanan Gereja seharusnya bukan hanya bersifat interen, tetapi juga eskteren.  Gereja ada bukan hanya untuk melayani anggota-anggotanya, tetapi juga melayani masyarakat di sekitarnya dan dunia ini.  Hal ini dinyatakan oleh firman Tuhan  dalam Matius 22:39; 25:34-40 dan Kisah 1:8.

Gereja harus mengasihi dan peduli kepada orang-orang lain yang berada di sekitarnya tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan antar golongannya. Kasih dan kepeduliaan itu harus nyata dalam tindakan pelayanan, khususnya kepada yang lemah, miskin dan terpinggirkan.

Pelayanan yang dilakukan Gereja terhadap masyarakat yang lemah, miskin dan terpinggirkan dapat bersifat karitatif, reformatif, ataupun transformatif.

Pelayanan karitatif adalah memberikan sesuatu untuk orang-orang yang membutuhkan. Misalnya pelayanan kesehatan, pemberian sembako, dan keperluan lainnya kepada para janda, anak yatim piatu, tuna wisma, dan korban bencana.  Pelayanan yang bersifat karitatif ini diperlukan, tetapi itu saja tidaklah cukup. 

Pelayanan yang bersifat reformatif juga diperlukan. Kemiskinan terjadi antara lain karena kurangnya pendaya-gunaan potensi manusia dan alamnya.  Pengurangan atau penghapusan kemiskinan itu bisa dilakukan dengan menyelenggarakan penyuluhan, pendidikan, pembimbingan dan penyediaan sarana agar masyarakat dapat mendaya-gunakan dan mengembangkan potensi diri dan alamnya dengan maksimal. 

Pelayanan karitatif dan reformatif perlu diilengkapi dengan pelayanan transformatif.   Pelayanan  yang bersifat transformatif dilakukan dengan menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah, seperti kasih, kebenaran, keadilan, dan damai sejahtra.  Jadi, ada upaya terencana untuk mentransformasi masyarakat itu kepada keadaan yang lebih baik, adil dan sejahtra.

Ingatlah firman Tuhan: ” Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25:40)

 

Good morning. God bless you.

Andreas Loanka

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...