Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
893 views

RENUNGAN PAGI: Lukas 10:25-37  

 

Suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) dapat menjadi tembok tinggi  yang memisahkan manusia dengan manusia lainnya.

Tidak sedikit orang yang mengartikan sesama manusia sebagai orang-orang yang memiliki suku, agama, ras, dan golongan yang sama dengan dirinya.  Pandangan dan tindakkan mereka didasarkan pada sentimen identitas menyangkut keturunan, agama, kebangsaan, kesukuan, dan golongan.

Orang–orang Yahudi yang hidup pada masa Tuhan Yesus juga cenderung berpikiran seperti itu. Mereka memahami sesama manusia itu sebagai sesama orang Yahudi saja, yaitu orang-orang yang satu keturunan, satu agama, satu golongan, dan satu bangsa dengan mereka.

Apakah sesama manusia itu hanya terbatas orang-orang yang sama suku, agama, ras, dan golongannya saja? Ternyata tidak sesempit itu. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa sesama kita melampaui SARA.

Pada waktu Tuhan Yesus mengatakan pada seorang guru agama agar ia melakukan ajaran Alkitab  tentang mengasihi Allah dan mengasihi sesama, ia justru bertanya: “Siapakah sesamaku manusia?”

Menjawab pertanyaan guru agama itu,  Tuhan Yesus menceritakan bahwa ada seorang Yahudi yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Di tengah jalan ia dirampok habis-habisan dan dipukuli sampai setengah mati.

Orang yang menolongnya bukanlah imam Yahudi atau orang Lewi yang pada saat itu lewat di sana.  Mungkin saja mereka merasa simpathi dan prihatin atas kejadian itu, namun mereka tidak berbuat apa-apa untuk menolong orang yang malang itu. Mereka hanya melewatinya dari seberang jalan.

Orang yang menolongnya justru seorang Samaria. Padahal pada waktu itu orang-orang Yahudi tidak bergaul dengan orang–orang Samaria, karena berbeda SARA, dan selalu menganggap mereka lebih rendah. Tetapi perbedaan SARA tidak menghalangi orang Samaria itu untuk menolong sesamanya yang terkapar di pinggir jalan.

Orang Samaria itu sedang dalam perjalanan pada saat melihat orang yang terkapar itu. Ketika dilihatnya orang itu, sangat terharu hatinya karena belas kasihan. Maka didekatinya orang itu lalu membersihkan luka-lukanya dengan anggur dan mengobatinya dengan minyak, kemudian membalut luka-luka itu. Sesudah itu, ia menaikkan orang itu ke atas keledainya sendiri, lalu membawanya ke sebuah losmen dan merawatnya. Keesokan harinya ia mengambil dua keping uang perak dan memberikannya kepada pemilik losmen itu serta berkata, “Rawatlah dia, dan kalau ada ongkos-ongkos lain, akan saya bayar nanti apabila saya kembali ke mari” (Luk. 4:33-35, BIS).

Kemudian Tuhan Yesus mengakhiri cerita itu dengan pertanyaan ini, “Dari ketiga orang itu yang manakah, menurut pendapatmu, yang bertindak sebagai sesama dari orang yang dirampok itu?”  Guru agama yang ditanyai itu menjawab, “Orang yang telah menolong orang itu.”  “Nah, pergilah dan perbuatlah seperti itu juga!” kata Yesus (Luk. 4:36-37, BIS).

Siapakah sesama manusia bagi orang yang jatuh ke tangan perampok itu?  Jawabnya adalah orang yang telah menolongnya.  Siapa pula sesama manusia  bagi orang Samaria itu?   Sudah tentu orang yang membutuhkan pertolongannya.  Jadi jelaslah ajaran dalam cerita itu,  bahwa  sesama manusia melampaui tembok SARA.

Saudara-saudara,  sesama kita itu melampau batasan suku, agama, ras, dan golongan. Dengan pemahaman itu, marilah menerapkan firman Tuhan: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:39).

 

Good morning. God bless you.

Andreas Loanka

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...