[RENUNGAN PAGI] Yohanes 19:26-27
Perkataan ketiga Tuhan Yesus di atas kayu salib memperlihatkan sisi kemanusiaan-Nya.
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada Yohanes: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya
Ia mengasihi ibunya dan peduli padanya. Maria sangat kehilangan diri-Nya, Anak yang dikasihinya. Dengan kasih Ia memberikan Yohanes untuk menggantikan-Nya.
Yohanes memang murid-Nya yang paling muda, tetapi dialah murid yang paling bertanggung jawab dan paling penuh cinta kasih. Selain itu, ibunya Yohanes adalah saudara Maria. Yohanes diberi tanggung jawab untuk menggantikan diri-Nya merawat Maria.
Dalam bahasa aslinya, sebenarnya Ia berkata, “Wanita, inilah anakmu!” Dgn sebutan itu, Ia tidak bermaksud negatif atau meremehkannya. Maria sudah menjadi ibu bagi Yesus selama tiga puluh tiga tahun lebih. Kini sudah tiba waktunya ia berhenti menjadi ibu bagi-Nya. Kini ia menjadi wanita, seorang wanita istimewah, yang mendapatkan kasih dan anugrah-Nya.
Perubahan itu berhubungan dengan misi-Nya yang akan segera Ia selesaikan. Ia akan mati untuk menyelamatkan manusia yang berdosa, kemudian bangkit pada hari yang ketiga dan naik ke surga. Kepada-Nya segala lutut akan bertelut dan semua lidah mengaku, bahwa Yesus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Bapa. Bagamana Maria dapat memuliakan dan menyembah-Nya sebagai Tuhan, bila ia masih menganggap-Nya sebagai “anak”?
Itu sebabnya, relasi itu harus dirubah. Yesus bukan lagi “anaknya”, melainkan “Tuhan dan Juruselamatnya”.
Maria segera memahami rencana keselamatan Allah dan percaya kepada-Nya sebagai Juruselamat, tetapi adik-adik-Nya belum menerima Dia sebagai Juruselamat. Saudara-saudara-Nya butuh waktu yang lama untuk bisa percaya kepada-Nya. Karena alasan teologis ini juga Ia menyerahkan ibu-Nya kepada Yohanes.
Kasih dan kepeduliaan Yesus kepada ibu-Nya yang diimbangi dengan kesetiaan menjalankan misi Allah sungguh mengharukan. Biarlah teladan Yesus mendorong kita untuk lebih mengasihi orang tua dan keluarga kita, sambil tetap menjalankan misi Allah di dunia ini.
Good morning. God bless you.
Andreas Loanka