[RENUNGAN PAGI] Roma 3:23-24; Efesus 2:8-10
Kita diselamatkan karena anugrah Allah melalui iman, dan itu bukan karena hasil usaha dan perbuatan kita. Sebab jika kita mau mengandalkan perbuatan dan kebaikan sendiri untuk diselamatkan, hanya ada satu cara, yaitu kita harus sempurna. Tetapi adakah manusia yang sempurna? Tidak! Alkitab menyatakan bahwa semua manusia adalah orang berdosa (Rom. 3:9-18, 23).
Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, tetapi oleh kasih karunia Allah telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus (Rom. 3:23-24).
Alkitab menjelaskan bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus, dan keselamatan itu kita terima melalui iman. Itu bukan hasil usaha kita, tetapi pemberian Allah; itu bukan hasil pekerjaan kita, sehingga tidak ada seorangpun bisa memegahkan diri di hadapan-Nya (Ef. 2:8-9).
Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik, tetapi kita diselamatkan untuk melakukan perbuatan baik. Alkitab menyatakan bahwa orang-orang percaya, yang diselamatkan oleh anugrah Allah, diciptakan baru dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik (Ef. 2:10).
Bukan perbuatan baik yang menyelamatkan, tetapi perbuatan baik itu merupakan salah satu tanda dari orang yang telah diselamatkan. Sebab barang siapa yang ada di dalam Kristus ia adalah ciptaan baru (2 Kor. 5:17) dan Roh Kudus menolongnya untuk menghasilkan buah Roh (Gal. 5:22-23).
Orang yang ”berseru kepada Tuhan” tetapi tidak melakukan kehendak Allah tidak akan masuk ke dalam Kerajaan-Nya (Mat. 7:21). Orang-orang melakukan kejahatan dan tidak menghiraukan kehendak Allah, meskipun sanggup mengusir roh-roh jahat dan melakukan banyak muzijat dalam nama-Nya, tidak berkenan di hadapan-Nya dan tidak dikenal oleh Tuhan Yesus (Mat. 7:22-23). Orang-orang yang hidup dalam kejahatan dan mengabaikan kehendak Allah tidak sungguh-sungguh mengenal Dia dan tidak hidup di dalam Dia (1 Yoh. 1:6; 3:6).
Iman harus dinyatakan dalam perbuatan. Orang-orang yang beriman kepada Allah tentulah selalu rindu untuk melakukan kehendak-Nya.
Orang-orang percaya, terlebih lagi para pelayan Tuhan, hendaknya mengintegrasikan imannya dengan seluruh hidup dan perbuatannya. Untuk itu diperlukan usaha dari pihak manusia dengan bersandar pada anugrah Allah.
Allah, melalui Roh Kudus, telah mengaruniakan firman-Nya kepada kita. Firman Tuhan adalah sarana yang dipakai Roh Kudus untuk menolong kita bertumbuh dalam iman, serta berbuah dalam karakter dan perbuatan. Firman Tuhan mengajarkan kebenaran untuk meneguhkan iman, dan sekaligus menegur dan membetulkan perbuatan yang salah, dan untuk mengajar manusia supaya hidup menurut kehendak Allah (2 Tim. 3:16).
Agar iman dan perbuatan dapat terintegrasi dengan baik, maka hendaknya kita tidak hanya menjadi pendengar firman, tetapi juga pelaku firman. Firman Tuhan bukan hanya untuk didengar lalu dilupakan, melainkan untuk dihayati dan dilakukan (Yak. 1:21-25; 2:17). Janganlah kita menjadi orang yang bodoh, tetapi hendaklah kita menjadi orang yang bijak. Marilah kita rajin mendengar firman Tuhan, dan juga setia melakukannya.
Perlu ada keinginan dan tindakan untuk menghubungkan kepercayaan dan praktek. Bersandar pada anugrah Allah, keselamatan di dalam Yesus Kristus, dan pertolongan Roh Kudus, marilah kita berusaha mengintegrasikan iman dalam perbuatan. Dengan demikian apa yang kita imani dapat terwujud dalam tindakan kita. Begitu juga, perbuatan kita semakin memperteguh iman kita.
Ingatlah firman Tuhan:
“Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.” (Yakobus 2:22)
Andreas Loanka