Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
2,467 views

[BINA IMAN] Roma 12:1-8

Tidak setiap orang bisa menjadi yang terbaik, tetapi setiap orang bisa melakukan yang terbaik.  Seorang pegawai mungkin belum bisa menjadi yang terbaik di perusahaannya, tetapi ia bisa melakukan yang terbaik dalam tugas yang dipercayakan kepadanya.   Seorang siswa mungkin belum bisa menjadi siswa yang terbaik di kelasnya, tetapi ia bisa melakukan yang terbaik yang dapat diperbuatnya dan meraih yang terbaik yang bisa dicapainya.

Menjadi yang terbaik (be the best) diidamkan banyak orang, tetapi tidak semua yang mengidamkannya bisa mencapainya.  Pada saat semua orang mau menjadi yang terbaik, maka kemungkinan untuk gagal dan kecewa sangatlah besar.  Mengapa demikian?  Sebab menjadi terbaik itu bukan milik semua orang.  Di dalam arena satu kelompok dan satu kategori hanya ada satu orang/tim yang menjadi terbaik.  Bagaimana dengan orang-orang lainnya?  Ya, mereka gagal menjadi yang terbaik.  Kalau menjadi yang terbaik adalah fokus dan tujuan hidup mereka, sudah tentu mereka akan sangat kecewa, dan akhirnya putus asa.

Jika Saudara bisa menjadi terbaik, maka bersyukurlah kepada Allah.  Janganlah bertepuk dada, karena segala sesuatu ada masanya.  Ada waktu untuk menang, ada waktu untuk kalah.  Ada waktu menjadi yang terbaik, ada waktu untuk tidak menjadi yang terbaik.    Kadang-kadang Anda harus mengelus dada, agar tidak menuntut semua orang menjadi sama seperti Anda.  Tiada gunanya menuntut semua orang lain, anak-anak atau orang-orang di sekitar, untuk menjadi yang terbaik seperti Anda, karena setiap orang itu berbeda.   Belajarlah berlapang dada untuk mengarahkan mereka berkembang sesuai dengan karunianya dan bertumbuh sesuai dengan potensinya.

Rasul Paulus mengatakan, ”Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing”  (Rm. 12:3).  Allah sudah memberi anugerah kepada kita, karena itu janganlah kita merasa diri lebih tinggi dari yang sebenarnya.   Hendaknya kita menilai keadaan diri dengan rendah hati, yaitu masing-masing menilai dirinya menurut kemampuan yang diberikan Allah kepadanya oleh karena ia percaya kepada Tuhan Yesus.

Roma 12:1-8 bukan mengajarkan untuk menjadi yang terbaik, tetapi mempersembahkan yang terbaik dari dirimu, mentransformasi diri menjadi yang terbaik yang mungkin engkau capai, dan melakukan yang terbaik sesuai dengan talentamu.

Pertama, mempersembahkan yang terbaik dari dirimu (give your best).  Paulus menasihatkan: ”Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (Rm. 12:1). Sudah tentu kata “tubuh” dalam Roma 12:1 bukan hanya menunjuk kepada raga jasmani semata, tetapi juga mengacu kepada diri yang seutuhnya.  Hendaklah kita mempersembahkan diri yang terbaik secara utuh kepada Allah.  Bukan diri yang mati dan cemar, tetapi yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.

Mempersembahkan yang terbaik pasti Saudara bisa, karena sudah beroleh kasih karunia-Nya.  Allah telah menebus diri kita dengan  harga yang mahal, yaitu darah Kristus, maka sudah selayaknya kita mempersembahkan diri yang seutuhnya kepada-Nya.  Mempersembahkan diri mencakup segala sesuatu yang kita miliki, yaitu tubuh, hati, pikiran, kekuatan, waktu, dan harta.  Persembahkanlah yang terbaik dari dirimu untuk kemuliaan Allah dan kebaikan sesama.

Kedua, mentransformasi diri menjadi yang terbaik yang mungkin engkau capai (be your best). Paulus mengingatkan, ”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Rm. 12:2).   Biarkan Allah mentransformasi dirimu menjadi baru, sehingga Saudara sanggup mengetahui kehendak Allah, yaitu apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan yang sempurna.

Jangan menjadi seperti bunglon yang warnanya berubah-ubah menurut lingkungannya.  Jangan  berusaha menyesuaikan akal budi dan sistim penilaianmu menurut kebiasaan dan standart dunia yang telah dicemari dosa.    Tetapi hendaklah hidupmu berpusat kepada Kristus dan biarlah dirimu terus-menerus ditransformasi di dalam Dia.   Dengan pertolongan Tuhan berusahalah untuk menjadi lebih baik, semakin baik, dan terbaik yang mungkin engkau capai.

Ketiga, melakukan yang terbaik sesuai dengan talentamu (do your best).  Rom 12:3-8 mengajarkan bahwa Roh Kudus mengaruniakan talenta yang berbeda-beda kepada setiap orang percaya.  Kenali, pergunakan dan kembangkanlah talentamu untuk melakukan yang terbaik dalam melayani Allah dan menjadi berkat bagi sesama.

Melakukan yang terbaik sesuai talenta itu terbuka untuk semua orang percaya.  Bila ada niat dan kemauan maka semua orang bisa mencapainya.   Memang ada orang yang cepat puas diri dan tidak bergairah untuk terus maju.   Tetapi hal itu tidak akan terjadi bila ia punya niat dan kemauan untuk melakukan yang terbaik.  Lebih dari itu, orang yang selalu mau melakukan yang terbaik bisa menjadi yang terbaik, sebab sejarah membuktikan bahwa orang-orang yang terbaik adalah mereka yang selalu mau melakukan yang terbaik.

Alkitab bukan mengajarkan Saudara untuk menjadi yang terbaik, melainkan mempersembahkan yang terbaik dari dirimu, mentransformasi diri menjadi yang terbaik yang mungkin engkau capai, dan melakukan yang terbaik sesuai dengan talentamu.   Dengan melakukannya Saudara juga bisa menjadi yang terbaik.  Bedanya adalah bahwa  be the best bukan menjadi tujuan hidup, melainkan akibat dari tujuan hidup yang lebih mulia.   Yang menjadi tujuan hidup adalah memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama dengan give your best, be your best and do your best.

Andreas Loanka

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...