[RENUNGAN PAGI] Mat 22:39; Flp 2:1-4
Jonathan Swift, pengarang buku sindiran Gulliver’s Travels, pernah mengatakan, “Kita mempunyai cukup banyak agama untuk membuat kita saling membenci, dan bukannya untuk membuat kita saling mengasihi.”
Apa yang dikatakan oleh Swift itu ada benarnya juga.
Tidak jarang kita membaca berita atau menonton berita tentang kerusuhan, tindak kekerasan, bahkan pembunuhan yang dilakukan atas nama agama. Baik yg sifatnya internal agama maupun antar agama.
Sungguh ironis kalau orang-orang bisa saling membenci, menyerang dan membunuh atas nama agama. Tetapi itulah realita yang ada.
Agama yang meskipun membuat manusia tidak rusak, justru dipakai sebagai dalih untuk merusak orang-orang yang dianggap berbeda.
Mengapa demikian?
Karena tidak ada kasih. Kasih sudah diabaikan dan dilupakan.
Karena masing-masing mencari kepentingan diri dan kelompoknya sendiri, dan tidak memperdulikan kepentingan orang lain.
Biarlah kita sadar bahwa pandangan sempit dalam keagamaan, yang menganggap diri paling benar dan pihak lain salah sehingga layak dibenci, diadili dan disingkirkan, hendaklah ditinggalkan.
Sebagai umat Allah hendaklah kita senantiasa ingat ajaran Tuhan Yesus untuk mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri (Mat 22:39).
Selain itu, kita pun diajarkan agar dalam kehidupan bersama, hendaklah kita tidak hanya mencari kepentingan diri sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Melainkan dengan rendah hati dapat saling mengutamakan. Selain memperhatikan kepentingan sendiri, kita harus memperhatikan kepentingan org lain juga (Flp. 2:3-4).
Iman percaya kepada Tuhan hendaknya membuat umat Allah berusaha menghadirkan cinta kasih, kebenaran, keadilan dan damai sejahtera.
Good Morning. Gσd вιзss you.
Andreas Loanka
