[RENUNGAN PAGI] Yesaya 43:7; 1 Korintus 10:31
“Apakah tujuan utama manusia?” Begitulah pertanyaan pertama dari Katekismus Singkat Westminster. Katekismus yang ditulis pada tahun 1640-an oleh para pemimpin gereja di Inggris dan Skotlandia itu mengajak umat memikirkan tujuan utama keberadaan mereka di dunia ini.
Eksistensi manusia tentu memiliki tujuan. Tujuan ini tidak bisa ditemukan dalam diri manusia itu sendiri. Jika kita ingin tahu tentang apa tujuan kita ditempatkan di planet bumi ini, maka kita harus memulainya dengan Allah. Sebab Allah yang menciptakan kita. Kita diciptakan dengan tujuan-Nya dan untuk tujuan-Nya.
Dengan berpedoman kepada firman Tuhan, Katekismus itu memberikan jawaban: “Tujuan utama manusia adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya” (1 Kor. 10:31; Why. 4:11; Mzm. 73:25-26).
Kita diciptakan untuk kemuliaan Allah. Tuhan berfirman: “Semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” (Yes. 43:7).
Tuhan menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya. Bagaimana seharusnya respon kita? Sehubungan dengan hal ini, rasul Paulus menuliskan: “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Kor. 10:31).
Biarlah kita senantiasa memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya. Kiranya kita dapat berkata seperti pemazmur: “Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” (Mzm. 73:25-26).
Good morning. God bless you.
Andreas Loanka