[RENUNGAN PAGI Pagi] Roma 11:36; Yes. 43:1-7
Kita diciptakan dengan tujuan untuk kemuliaan Allah. Firman Tuhan mengatakan bahwa semua orang diciptakan Allah untuk kemuliaan-Nya (Yes. 43:7). Bahkan segala sesuatu diciptakan untuk kemuliaan Allah. Dalam Roma 11:36 dikatakan: “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”
Apakah kemuliaan Allah? Kemuliaan Allah itu mencakup dua segi. Pertama, kemuliaan intrinsik, yaitu kemuliaan yang telah dimiliki Allah pada diri-Nya sendiri (Rm 11:36a). Hal ini dapat diibaratkan dengan terang yang dimiliki matahari. Baik diterima atau dihindari orang, diakui atau diabaikan orang, terang itu telah ada pada matahari. Terang matahari itu terus-menerus bersinar. Demikian pula kemuliaan Allah telah ada pada diri-Nya sejak kekekalan hingga selama-lamanya. Kemuliaan Allah itu terus-menerus memancar, tanpa dipengaruhi oleh respon makhluk terhadap diri-Nya. Kedua, kemuliaan yang diberikan mahkluk kepada Allah. Setiap manusia hendaknya menyadari kemuliaan Allah, dan memuliakan-Nya. Alkitab mengatakan: ”Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya” (1 Taw. 16:29a), dan “bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Rm. 11:36b).
Mengapa harus memuliakan Allah? Pertama, karena keberadaan Allah yang mulia (Rm:11:36). Dia adalah Allah yang mulia dan sudah selayaknya dimuliakan. Kedua, karena segala perbuatan-Nya: Dia yang menciptakan kita (Yes. 43:1); Dia telah menebus dan menyelamatkan kita (Yes. 43:2-3); dan Dia mengasihi, memelihara dan memberkati kita (Yes. 43:4-6). Ketiga, karena kita diciptakan untuk kemuliaan-Nya. Semua orang yang disebut dengan nama-Nya, diciptakan untuk kemuliaan-Nya (Yes. 43:7).
Saudara diciptakan untuk kemuliaan Allah. Maka jalanilah hidup ini dengan tujuan, yaitu untuk kemuliaan-Nya. Kitab Suci mengatakan: ”Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah” (1 Kor. 10:31).
Good Morning. Gσd вιзss you.
Andreas Loanka