Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
1,405 views

[RENUNGAN PAGI] Filipi 4:4-7
“Mau damai atau resah? Mau bersukacita atau berdukacita?”   Jika pilihan itu diajukan kepada kita, mana yang bakal Saudara pilih? Saya yakin kebanyakan orang dari antara kita akan memilih untuk bisa damai dan bersukacita.

Pilihan itu adalah wajar. Siapa sih yang mau resah dan berduka? Jika bisa memilih damai dan bersukacita, mengapa tidak?   Tetapi realita yang kita hadapi seringkali tidak seperti yang kita harapkan. Kedamaian dan sukacita kita bisa direngut oleh keadaan, orang lain, ataupun kekuatiran.

Tidak jarang kedamaian dan sukacita kita dicuri oleh situasi dan kondisi yang buruk. Krisis ekonomi, suasana kerja yang tidak kondusif, usaha yang merosot, jalan raya yang macet dan sakit-penyakit yang akut bagaikan tamu tak diundang yang dapat mencuri kedamaian dan sukacita dari hati kita.

Perkataan, perbuatan dan sikap orang lain juga bisa merampas kedamaian dan sukacita kita. Diperlakukan dengan kasar, dimarahi, atau dipandang rendah oleh orang lain memang sangat tidak mengenakkan. Pada saat kita mengalaminya, maka damai dan sukacita di hati bisa lenyap seketika.

Berbagai kekuatiranpun dapat merengut damai dan sukacita kita. Padahal apa yang kita kuatir itu belum tentu benar-benar akan terjadi. Kalaupun terjadi, belum tentu kekuatiran kita bisa merubahnya.

Kita bisa mengijinkan sikon, orang lain dan kekuatiran mencuri kedamaian dan sukacita dari dalam diri kita. Tetapi sebaliknya, kita pun bisa tetap memelihara kedamaian dan sukacita itu.

Alkitab mengajar kita untuk bersukacita senantiasa dalam Tuhan pada situasi kondisi apapun (Flp. 4:4). Meskipun sikap, perkataan dan perbuatan orang lain menyayat hati, tetaplah tanggapi dengan baik. Hendaklah kebaikan hati kita dapat dirasakan orang lain, termasuk mereka yang menjahati kita (Flp. 4:5). Janganlah hendaknya kita kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginan kita kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Flp. 4:6). Maka damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Flp. 4:7).

Marilah kita memetik pelajaran dari Serenity Prayer (Doa Kedamaian) yang ditulis teolog Reinhold Niebuhr:

“Ya Tuhan, anugerahkanlah kepadaku kedamaian untuk menerima hal-hal yang tidak dapat aku ubah; keberanian untuk mengubah hal-hal yang dapat kuubah; dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya.”

Good morning! God bless you!

Andreas Loanka

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...