Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
3,647 views

[RENUNGAN PAGI]  1 Samuel 1:1-18; 1 Yohanes 5:14-15

Orang yang beriman pun dapat menghadapi masalah, sama seperti orang-orang lain. Hal inilah yang terjadi pada Hana. Hana adalah seorang perempuan yang beriman. Namun ia harus bergumul dengan masalah yang berat.

Masalah Hana adalah ia tidak punya anak.  Sebenarnya tidak punya anak bukanlah masalah yang besar jika masyarakat pada saat itu tidak beranggapan bahwa seorang perempuan yang sudah menikah harus punya anak.  Namun situasi dan kondisi yang dihadapi Hana tidaklah seperti itu. Masyarakat di mana Hana tinggal pada masa itu beranggapan bahwa tidak punya anak adalah suatu aib.

Masalah Hana bertambah berat karena suaminya, Elkana, menikah lagi.  Istri muda suaminya, Penina, selalu menyakiti hati Hana.  Karena madunya itu punya beberapa anak-anak lelaki dan perempuan, sedang Hana tidak, maka seringkali ia memanfaatkan keadaan tersebut untuk menyakiti hati Hana dan sengaja membuatnya bersedih.

Hati Hana terluka dan ia menangis. Meskipun demikian, Hana tidak membiarkan masalah menguasai dirinya. Ia pun tidak mau perkataan dan perbuatan orang lain menggoyahkan kepercayaannya kepada Allah.

Apa yang dilakukan Hana pada saat menghadapi masalah yang berat?

Ia berdoa!

Dengan hati yang pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu (1 Sam. 1:10).  Ia berjanji, jika Tuhan berkenan mengaruniakan seorang anak laki-laki kepadanya, maka anak itu akan dipersembahkan kembali untuk melayani-Nya sepanjang hidupnya, dan rambutnya tidak akan pernah dipangkas (1 Sam. 1:11).  Ia berdoa terus-menerus (1Sam. 1:12) dengan segenap hati (1 Sam. 1:13-16).

Janji Tuhan yang disampaikan melalui imam Eli, bahwa Allah akan memberikan kepadanya apa yang dia minta dalam doa, diimani Hana dengan sungguh-sungguh. Itu sebabnya, pada saat keluar dari Bait Suci ia mau makan dan wajahnya menjadi berseri-seri (1 Sam. 1:17-18).

Sama seperti Hana, setiap kita bisa pula bergumul dengan berbagai masalah.  Belajarlah dari Hana, hendaklah kita tidak membiarkan masalah menguasai diri kita dan menggoyahkan iman kita, melainkan mau membawa setiap persoalan kepada Allah melalui berdoa. Berdoalah terus-menerus dengan segenap hati sambil percaya bahwa Tuhan akan mengabulkan doa kita.

Ingatlah Firman Tuhan:

“Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.” (1 Yohanes 5:14-15)

Andreas Loankaa

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...