Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
944 views

Renungan Pagi: Markus 12:28-34

Seorang guru agama mendengarkan percakapan antara Tuhan Yesus dengan orang-orang dari golongan Saduki. Guru agama itu melihat bahwa Yesus dapat menjawab orang-orang Saduki itu dengan baik dan tepat, maka ia menghampiri Tuhan Yesus dan bertanya, “Hukum manakah yang paling utama?”

Tuhan Yesus menjawab: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.  Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” (Mrk. 12:28-30)

Guru agama itu mengaminkan apa yang dikatakan Tuhan Yesus (Mrk. 12:31-33).  Saudara-saudara tentu mengaminkannya juga, bukan?  Kalau begitu, marilah kita belajar untuk menerapkannya. 

Hai umat, dengarlah!  Tuhan Yesus bukan memerintahkan kita untuk melakukan hal-hal besar yang diluar kemampuan kita.  Perintah-Nya sangat sederhana, yaitu mengasihi.  Mengasihi Allah dan mengasihi sesama.

Kita mengasihi Allah, karena Allah sudah lebih dahulu mengasihi kita. Kasih-Nya sangat besar dan tiada bersyarat. Sudah sepantasnya kita mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatan kita (Mrk. 12:29). Hati yang mengasihi Tuhan itu haruslah diwujud-nyatakan dengan mengasihi sesama (1 Yoh. 4:20-21).

Kasih Allah pada kita menjadi alasan untuk mengasihi sesama.  Kasih Allah di dalam kita memberi kemampuan untuk mengasihi orang lain. Kasih Allah melalui kita mengajarkan cara untuk mengasihi semua orang tanpa membeda-bedakan. 

Marilah kita belajar mengasihi dengan mengalami kasih Allah, memiliki kasih Allah, dan menbagikan kasih Allah.

Hal-hal kecil yang kita lakukan dengan hati yang mengasihi, akan memberikan dampak dan manfaat yang tidak kecil.  Secangkir teh yang diberikan dengan kasih kepada orang tua kita dapat mendatangkan sukacita yang besar.   Seikat bunga yang diberikan dengan cinta kepada istri yang berulang tahun bisa mendatangkan kebahagiaan yang lebih besar dari menyerahkan gaji bulanan.  Sebuah perhatian yang disertai kasih kepada orang yang membutuhkan dapat membangkitkan harapan untuk hidup yang lebih baik.  Suatu tindakan memelihara kelestarian alam yang disertai kasih akan mendatangkan manfaat bagi bumi dan generasi mendatang.

Seturut dengan ajaran Tuhan Yesus, ibu Teresa mengingatkan kita: “Hanya sedikit di antara kita yang bisa melakukan hal-hal yang besar, tetapi semua orang di antara kita dapat melakukan hal-hal kecil dengan kasih yang besar.”

 

Good morning. God bless you.

Andreas Loanka

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...