[RENUNGAN PAGI] Yoh 13:34
Dalam kompetisi sepak bola dunia ada istilah “menang atau tersingkir”.
Itu sebabnya kesebelasan yang ingin menang, selain harus memiliki kiper dan gelandang belakang yang kuat untuk bertahan, sayap kanan dan sayap kiri yang lincah untuk mengatur serangan, juga harus memiliki striker yang handal di lini depan untuk membobol gawang lawan.
Kesebelasan selalu berusaha untuk menang, agar tidak tersingkir. Sekuat tenaga menyingkirkan yang lain agar bisa mencapai final dan menjadi juara.
Dalam pertandingan olah raga, kadang-kadang prinsip “menang atau tersingkir” memang dibutuhkan. Tetapi dalam hubungan dengan sesama, apakah prinsip itu masih tepat?
Coba bayangkan, kalau prinsip “menang atau tersingkir” diterapkan dalam hubungan dengan sesama, akan jadi apa keadaannya?
Jika prinsip “menang atau tersingkir” diterapkan dalam hubungan dengan sesama, maka keadaan yang terjadi bukan bersanding, namun bertanding.
Bukanlah saling mengasihi, melainkan saling berkompetisi.
Bukan saling mengalah, tapi saling mengalahkan.
Masing-masing pihak akan memperkuat pertahanan dan melatih kemampuan menyerang.
Karena hidup dianggap kompetisi, maka saudara dijadikan saingan dan teman dijadikan lawan. Hubungan dengan saudara, teman dan sesama manusia diwarnai dengan persaingan, perdebatan dan pertengkaran. Akibatnya timbul sakit hati, penderitaan, dan kebencian.
Tuhan Yesus memberikan perintah baru bagi kita, yaitu agar kita saling mengasihi.
Ia berkata, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yoh. 13 :34).
Dalam hubungan dengan sesama, bukan prinsip “menang atau tersingkir” yang Tuhan ajarkan, melainkan prinsip saling mengasihi. Kita harus saling mengasihi sebagaimana Tuhan telah mengasihi kita.
Saudara, teman dan orang lain janganlah kita anggap sebagai kompetitor yang harus dikalahkan, apalagi sebagai musuh yang harus dibenci. Mereka adalah sesama manusia yang seharusnya dikasihi. Dengan sesama kita harus belajar bersanding, bukan bertanding.
Good Morning. Gσd вιзss you.
Andreas Loanka