[RENUNGAN PAGI] Flp 2:5-8; 1 Ptr 2:24
Jalan salib memerlukan pengorbanan.
Pengorbanan itu tampak dlm diri Tuhan Yesus. Karena kasih Ia rela meninggalkan takhta surga untuk datang ke dunia fana. Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Bahkan Ia rela mati di atas kayu salib untuk menebus manusia berdosa.
Yesus Kristus tidak pernah melakukan kesalahan apapun, baik di hadapan Allah maupun manusia (II Kor 5:21; I Pet 2:22). Ia tidak pernah menyusahkan sesama, sebaliknya Ia selalu menyatakan kasih dan mendatangkan damai sejahtra.
Ia mengajar deagan penuh kuasa dan memberitakan Injil damai sejahtra. Ia menolong orang-orang yang susah dan menyembuhkan orang-orang sakit yang merana .
Melalui pelayanan cinta-Nya orang buta dpt melihat, orang lumpuh dapat berjalan, orang kusta ditahirkan, orang sakit disembuhkan, orang yang kerasukan setan dimerdekakan, dan orang mati dibangkitkan.
Yesus Kristus tidak pernah berbuat salah, tetapi Ia ditangkap dan diadili oleh para penguasa. Ia menghadapi ketidak-adilan dan angkara murka dari kaum alim-ulama Yahudi yang dengki maupun pemerintah Roma yg represif. Semua itu diterima-Nya dengan lapang dada.
Tuhan Yesus disesah dan disiksa. Ia dipaksa memikul salib menuju bukit Golgota. Dengan mengenakan mahkota duri di kepala-Nya, Tuhan Yesus dipaku di atas kayu salib yang nista.
Tuhan Yesus rela untuk mati di atas salib, karena Ia tahu bahwa itulah jalan untuk menyelamatkan umat manusia. Ia rela berkorban karena kasih-Nya pada orang-orang yang berdosa.
Jalan salib memerlukan korban. Tuhan Yesus telah melaluinya. Ia juga menghendaki agar kita berjalan di jalan salib bersama dengan-Nya.
Camkanlah perkataan Kitab Suci:
“Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.” (1 Petrus 2:24)
Good morning. God bless you.
Andreas Loanka