Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
7,546 views

RENUNGAN PAGI: 1 Korintus 10:23-33

Kadang kita bisa bingung ketika berhadapan dengan suatu  masalah ataupun tren yang baru. Kita ragu apakah kita boleh melakukannya atau tidak. Kalau jelas-jelas kita tahu bahwa hal itu adalah dosa, maka sudah pasti tidak boleh. Tetapi kalau belum jelas hal itu boleh atau tidak, bagaimana seharusnya sikap kita? 

Jemaat di Korintus pada abad pertama juga pernah mengalami kebingungan. Ketika itu yang menjadi masalah mereka adalah berkenaan dengan makanan. Daging-daging yang diperjual-belikan di pasar-pasar kebanyakan berasal dari korban persembahan di kuil-kuil berhala. Di samping itu, terkadang mereka diundang makan oleh sanak-keluarga atau teman-teman yang masih mengadakan penyembahan kepada berhala. Mereka jadi bertanya-tanya: “Apakah orang Kristen boleh beli daging di pasar?” dan “Kalau diundang makan, apakah boleh makan semua hidangan atau harus mengadakan pemeriksaan dulu?”

Paulus menjelaskan bahwa berhala bukan Allah (1 Kor. 8:4-7) dan tidak dapat merubah makanan untuk mendatangkan keuntungan ataupun kerugian (1 Kor. 8:8). Orang Kristen boleh makan segala sesuatu yang dijual dipasar daging atau yang dihidangkan tuan rumah dengan iman kepada Tuhan Yesus, tanpa mengadakan penyelidikan apakah makanan itu telah dipersembahkan kepada dewa-dewi mereka atau tidak (1 Kor. 10:25-27). Ingatlah firman Tuhan, “Semua yang dicptakan Allah itu baik dan tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa” ( 1  Tim. 4:4-5). Walaupun demikian, Paulus menasehati umat agar menggunakan kebebasan untuk makan makanan itu dengan penuh tanggung jawab. Bila makanan itu menjadi batu sandungan bagi orang lain, maka janganlah memakannya (1 Kor. 10:28).

Dalam perikop itu ada prinsip-prinsip kebenaran yang diberikan: “Segala sesuatu diperbolehkan”, tetapi bukan segala sesuatu berguna; “segala sesuatu diperbolehkan”, tetapi bukan segala sesuatu membangun; jangan hanya mencari keuntungan sendiri, tetapi juga memperhatikan orang lain(1 Kor. 10:23-24). Jika engkau makan atau minum atau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah (1 Kor. 10:31).

Prinsip-prinsip tersebut dapat kita terapkan dalam menghadapi berbagai persoalan masa kini, sehingga kita dapat menggunakan kebebasan dengan penuh tanggung jawab.  Dalam menggunakan kebebasan, hendaklah direnungkan terlebih dahulu:

  1. Apakah itu berguna?
  2. Apakah itu membangun?
  3. Apakah itu tidak merugikan orang lain?
  4. Apakah itu memuliakan Allah?

Kalau semua jawabannya: “ya”, lakukanlah!  Kalau semua jawabannya: “Tidak”, janganlah kita lakukan.   Kalau jawabannya ada “ya” dan “tidak”, pertimbangkanlah solusi yang terbaik atau alternatif lain. Kita memiliki kebebasan, tetapi kebebasan itu hendaknya digunakan dengan penuh tanggung jawab.

Good morning. God bless you.

Andreas Loanka

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...