RENUNGAN PAGI: Lukas 3:7-18
Orang yang pandai menyambut suatu akhir akan menjalani hidupnya dengan pertobatan. Ia akan bertobat dari kehidupan lama yang penuh cela, dan mengenakan hidup baru yang menghasilkan buah-buah pertobatan.
Janganlah seperti orang Farisi dan Saduki yang merasa diri benar dan beranggapan bahwa mereka tidak perlu bertobat (Luk. 3:7; bd. Mat. 3:7). Mereka berpikir bahwa mereka akan lepas dari murka Allah karena mereka adalah keturunan Abraham. Itu sebabnya Yohanes Pembabtis menegur mereka dengan keras.
Yohanes Pembabtis menegur mereka sebagai keturunan ular beludak, yang bukan sekedar telah diracuni tetapi memang benar-benar beracun. Ia memberi peringatan keras kepada mereka untuk bertobat dan menghasilkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Tidak ada cara lain untuk melarikan diri dari murka yang akan datang, kecuali melalui pertobatan (Luk. 3:7-9).
Yohanes mengarahkan pandangan mereka dan orang banyak kepada Dia yang akan datang, yaitu Tuhan Yesus. Ia menjelaskan bahwa Yesus lebih berkuasa dari padanya. Dialah yang akan membabtis dengan Roh Kudus dan dengan api (Luk. 3:16). Dia pula yang akan datang untuk menghakimi dunia (Luk. 3:17). Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak (Luk. 3:18). Tujuannya adalah agar mereka bertobat, yaitu percaya kepada –Nya dan menghasilkan buah-buah pertobatan.
Salah satu buah pertobatan adalah kasih yang mau saling berbagi dan saling menolong. Pada saat orang banyak bertanya tentang apa yang harus mereka perbuatan, maka Yohanes Pembabtis mengajarkan agar mereka yang punya dapat membagikannya kepada yang tidak punya (Luk. 3:10-11). Allah tidak berkenan kepada seseorang yang memiliki banyak namun tidak peduli kepada mereka yang tidak punya apa-apa.
Buah pertobatan harus nyata juga dalam pekerjaan sehari-hari. Bertobat bukan berarti meninggalkan pekerjaan dan pergi mengasingkan diri ke dalam hutan atau di dalam biara, melainkan menghasilkan buah pertobatan dengan melakukan pekerjaannya dengan baik. Yohanes Pembabtis mengajar para pemungut cukai agar menjadi pemungut cukai yang baik (Luk. 3:12-13), dan mengajar para prajurit untuk menjadi prajurit yang baik (Luk. 3:14-15). Tugas dan kewajiban orang percaya adalah melayani Allah melalui pekerjaan di mana Allah telah menempatkan dirinya.
Orang yang pandai dalam menyambut suatu akhir akan menjalani hidupnya dengan pertobatan, yaitu percaya kepada-Nya dan menghasilkan buah-buah pertobatan. Ia senantiasa siap sedia untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus.
Good morning. God bless you.
Andreas Loanka