RENUNGAN PAGI: Lukas 12:15-20
Ada seorang remaja yang ditanya oleh gurunya, “Apa tujuan hidupmu?”
Remaja itu menjawab dengan santai, “4 K!”
“Maksudnya 4 K itu apa?” tanya gurunya.
Remaja itu mengatakan, “Tujuan hidup saya adalah 4 K, yaitu Kuliah, Kerja, Kawin, dan Kaya”.
Mendengar perkataan muridnya itu, sang guru segera mengatakan, “Jangan lupa satu K lagi.”
Remaja itu berpikir sejenak tentang apa yang dimaksud sang guru. Tetapi ia tidak menemukan jawabannya. Maka ia bertanya kepada gurunya, “Mohon tanya Pak Guru! K yang satu lagi itu apa?”
Gurunya dengan tegas mengatakan, “Kematian!”
Remaja itu tertegun sejenak. Kemudian ia berkata, “Saya belum menyiapkan diri untuk K yang kelima itu.”
Remaja tersebut hanyalah salah satu di antara sekian banyak orang yang tidak menyiapkan diri untuk menghadapi kematian. Padahal kematian itu pasti akan datang. Kematian akan datang untuk mengakhiri hidup manusia di dunia ini.
Kematian itu seringkali datang pada waktu yang tak terduga, sehingga orang tidak siap untuk menyambutnya. Sebagian orang berpikir bahwa orang lanjut usia saja yang sudah dekat dengan ajalnya. Padahal dalam realita yang ada, tidak sedikit orang yang mati dalam usia yang masih sangat muda.
Orang-orang yang hidupnya mapan dan serba berkecukupan sering lupa bahwa kematian itu ada. Karena sibuk bekerja, mengumpulkan harta serta bersenang-senang, mereka lupa mempersiapkan diri untuk menyambut suatu akhir dari kehidupan mereka.
Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan ini, “Adalah seorang kaya. Ia mempunyai tanah yang memberi banyak hasil. Orang kaya itu mulai berpikir dalam hatinya, ‘Sudah tidak ada tempat lagi untuk menyimpan hasil tanahku. Apa akalku sekarang?’ Kemudian ia berpikir lagi dan berkata kepada dirinya sendiri, ‘Nah, aku ada akal; gudang-gudangku akan kusuruh rombak lalu kubangun yang lebih besar. Di situlah akan kusimpan semua gandumku serta barang-barangku yang lain. Kemudian akan kukatakan kepada diriku sendiri: Engkau beruntung! Segala yang baik sudah kaumiliki dan tidak akan habis selama bertahun-tahun. Istirahatlah sekarang! Makan minumlah dan nikmatilah hidupmu!’ Tetapi Allah berkata kepadanya, ‘Hai bodoh! Malam ini juga engkau akan mati, lalu siapakah yang akan mendapat seluruh kekayaan yang sudah kaukumpulkan untuk dirimu itu?’” (Luk. 12:16-20, BIS).
Orang itu belum terlalu tua. Hidupnya mapan. Usahanya berhasil. Ia pandai mengelola harta miliknya dan pintar menabung. Ia juga tahu menikmati hidup dengan makan minum dan bersenang-senang. Namun ada satu hal yang tidak disadarinya, yaitu waktu kematiannya sudah begitu dekat. Malam itu juga ia akan mati.
Pada saat kematian datang, hartanya yang berlimpah-limpah itu tidak dapat menolongnya lagi. Hartanya itu tidak dapat memperpanjang hidupnya, dan tidak dapat juga dibawanya ke alam baka.
Perumpamaan itu hendaknya mengingatkan kita agar jangan sampai tidak siap untuk menyambut suatu akhir dari kehidupan kita di dunia ini. Janganlah kita tamak untuk mengumpulkan harta di dunia ini, sehingga kita lupa untuk mengumpulkan harta di surga.
Tuhan Yesus mengingatkan kita, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu” (Luk. 12:15).
Good morning. God bless you.
Andreas Loanka
