[RENUNGAN PAGI] Kisah 6:8-10
Stefanus adalah salah seorang pelayan Tuhan yang baik dan efektif. Bersama dengan rekan-rekan diaken yang lain, ia dapat mengatur distribusi makanan dengan baik. Selain itu, ia juga menjadi seorang pelaku mujizat, pemberita Injil dan pembela iman Kristen yang efektif.
Ia dapat mengadakan mukjijat-mukjizat dan tanda-tanda yang luar biasa di antara masyarakat, dan berani bersaksi bagi Kristus untuk memenangkan banyak orang. Lebih dari itu, ia pun mampu memberikan jawaban yang tak terbantahkan kepada orang-orang Yahudi yang mempertanyakan iman Kristen.
Bagaimana Stefanus bisa menjadi pelayan Tuhan yang efektif ?
Selain karena pertolongan dan berkat Tuhan, hal ini juga berhubungan dengan kualitas diri yang dimilikinya. Alkitab memaparkan bahwa Stefanus terkenal baik (Kis. 6 :3), penuh Roh dan hikmat (Kis. 6 :3, 10), penuh iman dan Roh Kudus (Kis. 6 :5), penuh dengan karunia dan kuasa (Kis. 6 :8). Jadi, yang membuat palayanannya efektif adalah kualitas spiritualitas (penuh iman, penuh Roh, penuh kuasa), karakter (terkenal baik), dan skill (penuh hikmat dan penuh karunia) yang dimilikinya.
Kualitas spiritual sangat penting bagi seorang pelayan Tuhan. Sang pelayan, pertama-tama dan terutama, harus memiliki hubungan yang baik dan komunukasi yang lancar dengan Sang Tuan. Untuk itu saat teduh, membaca Firman Tuhan dan berdoa harus dijadikan prioritas dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis ingat dua kalimat penting dari hamba Tuhan senior, yaitu: “Mau dapat kekuatan, harus berdoa; mau bertumbuh, harus membaca Alkitab; mau berbuah, harus memberitakan Injil” dan “Banyak doa, banyak kuasa; kurang doa, kurang kuasa; tidak berdoa, tidak ada kuasa”.
Ya, dengan berdoa, sang pelayan mengijinkan Tuhan Yang Maha Kuasa bekerja di dalam, bagi, dan melalui dirinya.
Pembaharuan karakter harus terus terjadi, karena siapa yang ada di dalam Kritus ia adalah ciptaan baru (2 Kor. 5 :17). Seorang pelayan Tuhan harus menjadi pelaku firman dan bukan pendengar saja (Yak. 1 :22), dan mengijinkan Roh Kudus menghasilkan buah Roh untuk memperbaharui karakternya (Gal. 5 :2-23). Dengan demikian akan terjadi transformasi personal yang membuat sang pelayan semakin memiliki kasih, tanggung jawab, kepercayaan diri, kemampuan sosial, dan integritas yang berguna bagi pelayanan yang efektif.
Skill dan karunia yang dimiliki harus terus dikembangkan. Sang pelayan janganlah lelah mengasah skill dasar dengan membaca dan menulis, mendengar dan memberitakan kebenaran. Kemampuan berpikir juga perlu dikembangkan di bawah terang Firman, sehingga dapat berpikir kreatif, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah dengan hikmat Tuhan. Talenta yang Tuhan telah karuniakan harus terus digali, dipakai dan dikembangkan.
Marilah kita melayani Tuhan dengan baik dan efektif. Untuk itu kita harus memelihara dan meningkatkan kualitas spiritualitas, karakter, dan skill di dalam melayani-Nya. Jadilah hamba Tuhan yang baik dan setia melayani Sang Tuan.
Good Morning ! God bless you !
Andreas Loanka