Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
1,307 views

RENUNGAN PAGI: Matius 13:3-9; Efesus 2:8-10

Kudus dan tak bercacat di hadapan Allah bisa dilihat dari sudut pandang negatip maupun positip. Dari sudut pandang negatip, artinya kita tidak berbuat dosa dan tidak melanggar perintah Allah. Sudut pandang negatip ini saja tidaklah cukup untuk menggambarkan kehidupan yang kudus dan tak bercacat itu. Kita harus melihatnya dari sudut pandang positip juga, yaitu melakukan perbuatan baik dan menjalankan firman Allah.

Anthony de Mello bertutur tentang seorang petani yang selalu mendapatkan hadiah utama dalam Perlombaan Tani Nasional.  Selama bertahun-tahun petani itu menang karena hasil ladangnya yang sangat bagus.

Petani tersebut mempunyai kebiasaan membagi-bagikan benih jagung yang baik kepada petani-petani di sekitarnya. Pada suatu saat petani itu ditanya tentang alasan mengapa ia berbuat seperti itu. Dengan berterus terang ia menjawab, “Sebenarnya saya melakukan hal itu untuk kepentingan diri saya sendiri.  Angin menerbangkan serbuk-serbuk sari dan membawanya ke ladang-ladang.  Maka kalau petani-petani di sekitar saya menanam jagung mutunya lebih rendah, penyerbukan silang akan menurunkan mutu jagung saya.  Itulah sebabnya saya memikirkan supaya mereka hanya menanam jagung yang paling baik.”

Petani itu melakukan sesuatu yang baik, meskipun mungkin Saudara dapat mempertanyakan motivasinya.  Ia hanya petani biasa yang berusaha melakukan apa yang baik. Baik bagi dirinya dan baik pula bagi orang-orang lain.

Tuhan menghendaki agar orang-orang percaya melakukan pebuatan yang baik (Mat. 5:16; Fil. 4:5) dengan maksud yang baik (Mat. 5:16; 1 Kor. 10:31). Memang benar bahwa kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik kita, melainkan karena anugrah Allah yang kita terima dengan iman (Ef. 2:8-9). Meskipun demikian, kita harus ingat bahwa sebagai orang yang diselamatkan, kita sudah diciptakan baru dalam Kristus untuk melakukan perbuatan baik (Ef. 2:10).

Tuhan sudah memberikan benih yang baik kepada orang-orang percaya, yaitu firman Tuhan (Lukas 8:11).  Benih itu harus ditanam di tanah yang baik agar dapat tumbuh dan berbuah lebat.  Tanah yang baik itu adalah kwalitas hati yang mau mendengar, memahami, dan melakukan firman Tuhan.

Jangan biarkan hatimu seperti tanah yang dipinggir jalan, tanah yang berbatu-batu, ataupun tanah yang dipenuhi semak duri (Mat. 13:3-7). Orang yang memiliki hati seperti tanah di pinggir jalan adalah orang-orang yang memiliki karakter yang gemar mengabaikan dan memandang remeh firman Tuhan, sehingga dia membiarkan begitu saja firman kebenaran itu diambil oleh kuasa dunia. Orang yang memiliki hati seperti tanah yang berbatu-batu adalah orang yang memiliki karakter keras kepala. Benih firman itu dapat tumbuh sebentar, tetapi kemudian mati, karena dia tidak mau menyingkirkan batu-batu yang keras dan kedegilan dari dalam hatinya. Orang yang memiliki hati seperti tanah yang bersemak duri adalah orang yang memiliki karakter yang dipenuhi oleh berbagai kekuatiran, kepahitan, dan ketamakan. Di dalam hidupnya firman kebenaran itu tidak dapat tumbuh dan berbuah karena terhimpit oleh kekuatiran, kepahitan dan ketamakan dirinya.

Milikilah hati yang seperti tanah yang baik (Mat. 13:8). Artinya ada kwalitas hati yang baik dan terbuka untuk ditransformasikan oleh firman Tuhan, sehingga kita senantiasa menghasilkan buah yang bermanfaat bagi banyak orang.

Bagi kita, sebagai orang-orang berdosa, untuk memiliki hati yang baik dan subur bagi firman Tuhan memang tidak mudah. Syukurlah kepada Allah yang mengaruniakan Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita serta  memberikan Roh Kudus untuk membimbing kita. Dengan pertolongan Roh Kudus kita dapat memahami firman Tuhan dan dengan kuasa-Nya kita dimampukan untuk melakukannya.

Benih yang baik itu harus kita bagikan pula kepada orang-orang lain. Biarlah benih firman itu dapat diterima oleh orang-orang di sekitar kita, sehingga benih itu tumbuh dan berbuah juga dalam kehidupan mereka. Bila semua orang menanam benih yang baik dalam kehidupannya, maka setiap orang akan memperoleh buah yang baik. Dengan demikian akan tercipta suatu lingkungan dan masyarakat yang baik dan bahagia, sehingga nama Tuhan dimuliakan.

 

Good morning. God bless you!

Andreas Loanka

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...