Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
974 views

RENUNGAN PAGI: Yakobus 2:1-4

Di dunia yang kompetitif ini, perhatian orang seringkali lebih tertuju kepada orang-orang “besar”, yaitu mereka yang sukses dan terkenal di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, orang-orang “kecil” dan “lemah” biasanya cenderung tidak dipandang orang.

Dalam kehidupan bergereja kadang-kadang hal yang seperti itu juga bisa terjadi.  2000 tahun yang lalu Yakobus telah menegur sebagian pemimpin jemaat di perantauan berkenaan dengan hal ini (Yak. 2:1). Sebab mereka memperlakukan orang-orang berada secara istimewah (Yak. 2:2-3a). Sebaliknya, orang-orang yang tak punya mereka pandang hina (Yak. 2:3b-4).

Yakobus mengatakan,  “Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia,  janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka” (Yak 2:1b). Itulah teguran Yakobus kepada sebagian pemimpin umat pada abad pertama. Teguran itu juga ditujukan kepada kita yang hidup di awal abad XXI ini.

Janganlah kita memandang rendah orang-orang yang lebih lemah, baik yang lemah secara fisik, pendidikan, sosial ekonomi, maupun tingkat spiritualitasnya. Mereka yang lebih lemah itu juga makhluk ciptaan Allah yang berharga.  Sebaliknya, kembangkanlah hati yang peduli kepada orang lain. Lebih perlu lagi kita peduli kepada mereka yang kecil dan lemah.

Hidup di dunia ini kita saling membutuhkan satu dengan yang lain. Karyawan membutuhkan majikan, tetapi majikan juga membutuhkan karyawan. Pasien membutuhkan dokter, tetapi dokter juga membutuhkan pasien.    Rakyat memerlukan pemimpin, tetapi pemimpin juga memerlukan rakyat. Apa jadinya jika seorang majikan tidak punya karyawan, atau seorang dokter tanpa pasien, atau seorang pemimpin tanpa ada rakyat mau dipimpinnya?    Oleh karena itu, jangan memandang rendah orang lain.

Dalam kehidupan berjemaat, penting sekali dibina dan dikembangkan sikap saling peduli.  Anggota yang satu tidak boleh berkata kepada yang lain: “Aku tidak membutuhkan engkau.” Sebab tubuh Kristus itu dapat diibaratkan seperti tubuh manusia, di mana anggota-anggota tubuh yang tampaknya paling lemah yang paling dibutuhkan. Misalnya otak dan jantung itu lemah. Tetapi coba bayangkan kalau otak atau jantung minta cuti satu hari saja, akan jadi apa tubuh kita? Selain itu, anggota-anggota tubuh kita yang kurang terhormat kita beri penghormatan khusus, dan anggota-anggota tubuh kita yang tidak elok kita beri perhatian khusus (I Kor 12:21-24). Misalnya, hanya kaki yang diberi sandal dan wajah berjerawat dirawat khusus. Oleh karena itu, jangan meremehkan yang lemah.  Sebaliknya kita harus menunjukkan kepedulian yang nyata.

Marilah kita pupuk suatu kehidupan yang saling peduli di tengah masyarakat, jemaat, dan keluarga. Yang “kuat” harus peduli kepada yang “lemah”. Yang “besar” harus memperhatikan yang “kecil”.  Begitu juga sebaliknya!  Kepedulian pada orang lain akan membebaskan kita dari penjara egoisme dan eksklusivisme, menuju suatu kehidupan yang memiliki kesalingtergantungan satu dengan yang lain.

Marilah kita belajar peduli pada orang lain!  Khususnya, peduli terhadap mereka yang lemah.  Peduli itu sangat penting dan tinggi nilainya!

Good morning. God bless you.

Andreas Loanka

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...