Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
1,314 views

RENUNGAN PAGI: 1 Tesalonika  3:13

 

Tony Castle menceritakan tentang dua orang pendosa yang datang kepada seorang saleh untuk meminta nasehatnya  dalam mengatasi dampak dosa yang mengganggu hati nurani mereka. Orang saleh itu bertanya tentang dosa apa yang telah mereka perbuat. Orang pertama menjelaskan bahwa ia telah melakukan suatu dosa besar. Orang kedua mengatakan bahwa ia telah melakukan beberapa dosa kecil.

Orang saleh itu menyuruh kedua orang tersebut untuk mengambil batu yang dapat menggambarkan tentang dosa mereka. Mereka pergi beberapa saat, setelah itu orang pertama kembali dengan membawa sebuah batu yang besar dan orang kedua membawa satu tas batu-batu kecil. Baru saja mereka sampai, mereka disuruh untuk mengembalikan batu-batu itu ke tempat di mana mereka mengambilnya.

Orang pertama mengangkat batunya dan meletakkan kembali ke tempat di mana ia telah mengambil batu itu. Orang kedua tidak dapat mengingat lagi tempat dari setengah batu yang sudah diambilnya, maka ia menyerah saja dan membiarkan batu-batu itu di dalam tasnya. Ia mengatakan bahwa pekerjaan itu terlalu sulit.

“Dosa seperti batu-batu itu,” kata orang saleh itu. “Jika seseorang melakukan dosa berat, hal itu seperti batu besar di dalam suara hatinya, sehingga dengan penyesalan sejati kesalahannya diampuni seluruhnya. Tetapi orang yang terus-menerus melakukan dosa-dosa ringan walaupun ia tahu hal itu salah, justru akan membekukan suara hatinya sehingga ia tidak menyesal sedikitpun. Maka ia tetap sebagai orang pendosa.”

“Maka ketahuilah,” saran orang saleh itu, “adalah penting untuk menolak dosa-dosa ringan seperti menolak dosa-dosa berat.”

Kita harus menolak semua perbuatan dosa. Di hadapan manusia memang sepertinya ada dosa besar dan dosa kecil, tetapi di hadapan Tuhan tidaklah demikian.  Di hadapan Tuhan semua dosa adalah dosa.  Baik dosa yang kita anggap besar maupun dosa yang kita anggap kecil haruslah kita tolak, karena Tuhan memanggil kita untuk hidup kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Ingatlah firman Tuhan: “Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya” (1 Tes. 3:13)

 

Good morning. God bless you.

Andreas Loanka

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...