Selamat datang di blog saya,
Pdt. Dr. Andreas Loanka, S.Th., M.Div.
Semoga blog ini bisa menjadi berkat buat Anda.
1,895 views

RENUNGAN PAGI: Zefanya 3:14-20

 

Awal dan akhir sama-sama penting. Tidak ada awal, maka tidak ada akhir.  Bila tidak memulai, tentu saja tidak bisa mencapai akhir. Seperti kata pepatah Tiongkok: “Perjalanan  seribu mil dimulai dari langkah pertama.”

Awal yang baik harus dilanjutkan hingga mencapai akhir yang baik. Awal yang baik, jika tidak dilanjutkan hingga mencapai garis akhir, akan menjadi sia-sia. Oleh kerena itu perlu dipelihara ketekunan dan kesetiaan untuk menjalani proses hingga mencapai akhir yang baik.

Di dalam proses perjalanan mungkin saja ada kesulitan, tantangan, bahkan penderitaan.  Semua itu bisa membuat seseorang berhenti atau mundur. Sebaliknya, dapat pula memacu seseorang untuk terus maju.

Zefanya sedang berada dalam suatu masa yang sulit. Sebagai nabi Tuhan, ia harus berhadapan dengan keadaan spiritual, moral, dan sosial bangsanya yang sudah merosot  tajam.  Tetapi situasi dan kondisi yang tidak baik itu tidak menghentikan langkahnya. Ia tetap melangkah menuju akhir yang baik.

Kemerosotan besar bangsa tersebut terjadi setelah kematian raja Hizkia, kakek buyut Zefanya (Zef. 1:1). Raja Manasye, anak Hizkia, mendirikan kembali mezbah-mezbah Baal yang telah dimusnahkan oleh Hizkia (2 Taw. 33:1-11). Ketahyulan, penyembahan bintang-bintang, dan persembahan korban berupa penyembelihan orang pun menjadi kebiasaan dalam agama masa itu. Keagamaan mereka mengutamakan bentuk lahiriah dan upacara, tetapi tidak memperhatikan realitas spritual, moral, dan sosial.  Orang-orang yang berusaha memelihara kesetiaan untuk menyembah Tuhan diganjar hukuman berat ataupun kematian (2 Raj. 21:16). Walaupun Manasye bertobat dari sikap yang demikian sebelum dia mati, tetapi anaknya, raja Amon, membiarkan saja dosa penyembahan berhala yang dimulai oleh ayahnya.

Zefanya, yang melayani pada masa raja Yosia bin Amon, tetap memiliki pengharapan.  Ia tidak hanya terpaku pada proses yang sulit, melainkan ia pandai menyambut akhir dengan penuh pengharapan.  Itu sebabnya Kitab Zefanya diakhiri dengan seruan untuk bersukacita karena Tuhan ada di antara mereka dan Ia akan memulihkan keadaan mereka (Zef. 3:14-20).

Pemulihan keadaan bangsa Isreal telah dilakukan Tuhan melalui raja Yosia yang masih muda itu. Jiwa reformasi raja Yosia telah membawa perubahan dan pembaharuan dalam kehidupan spiritual, moral dan sosial umat Isreal.  Hal itu disaksikan oleh Zefanya sendiri.

Pemulihan yang dipahami oleh Zefanya tidak terbatas pada pemulihan di masa pemerintahan raja Yosia saja.  Ia memandang jauh ke depan, yaitu pemulihan dunia yang terjadi pada saat kedatangan sang Mesias. Sang Mesias, yaitu Tuhan Yesus Kristus, datang untuk menyelamatkan, menyertai, dan memulihkan umat manusia.

Zefanya menyerukan agar umat Tuhan bersorak-sorai, bernyanyi dan bersukacita dengan segenap hati. Alasannya: 1) Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atas mereka (ay. 14-15a); 2)Tuhan ada di antara mereka untuk memberi kemenangan dan membaharui mereka di dalam kasih-Nya (ay. 15b-17); dan 3) Tuhan akan memulihkan keadaan mereka (ay. 18-20).

Biarlah kita dapat belajar dari Zefanya yang memahami bahwa keadaan yang sukar hanyalah  suatu proses menuju akhir yang baik. Dengan demikian, di dalam situasi dan kondisi yang sulit, kita masih tetap memiliki pengharapan dan sukacita untuk terus melangkah maju.

Kiranya Tuhan menolong kita untuk memulai perjalanan iman dengan baik, melanjutkan proses perjalanan dengan setia, dan pandai menyambut suatu akhir dengan penuh pengharapan.

 

Good morning. God bless you.

Andreas Loanka

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...

Bermakna dan Berdamp

RENUNGAN PAGI: Matius 5:13-16 Injil Matius pasal 5 diawali dengan Delapan ...

Stop Labeling

RENUNGAN PAGI: 1 Samuel 16:1-13 dan Lukas 18:15-17 Labeling atau perilaku ...

Ketaatan Kepada Alla

RENUNGAN PAGI : Imamat 9:1-24 Para hamba Tuhan dan segenap umat ...

Api-Nya Harus Tetap

RENUNGAN PAGI : Imamat 6:8-13 Imamat 5 dan 7 berbicara tentang ...

Setia Memberitakan I

RENUNGAN PAGI : Kisah Para Rasul 28:17-28 Paulus menjadi tahanan rumah ...